fbpx

4 Jenis Kegiatan CSR & 7 Ciri-Ciri CSR Yang Berkualitas

Kegiatan CSR yang baik itu harusnya seperti apa sih?

Kita akan kupas lebih dalam tentang CSR, jenis-jenisnya, ciri-ciri CSR yang baik, dan rekomendasi program CSR yang berbeda dari biasanya.

Apa itu Kegiatan CSR? Mengapa CSR itu penting?

Pada dasarnya, CSR atau Corporate Social Responsibility adalah gagasan bahwa suatu bisnis mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan yang ada di sekitarnya. CSR juga dapat dipahami sebagai bisnis model yang self-regulating dan membantu suatu perusahaan bertanggung jawab secara sosial kepada dirinya sendiri, para pemangku kepentingannya (stakeholders), dan juga publik. Jadi, kegiatan CSR adalah segala bentuk aktivitas yang mengarah pada terpenuhinya gagasan ini.

Dengan mempraktekkan CSR, perusahaan menjadi sadar akan dampaknya terhadap aspek masyarakat, termasuk aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Terlibatnya sebuah perusahaan dalam CSR menunjukkan bahwa perusahaan tersebut beroperasi dengan cara yang meningkatkan masyarakat dan lingkungan dan bukan malah memberikan kontribusi negatif kepada mereka.

Di mana biasanya perusahaan didirikan untuk meraup keuntungan dengan memuaskan kebutuhan konsumen, pemuasan kebutuhan tersebut dapat berdampak negatif pada komunitas dan lingkungan di sekitarnya. Hal ini terutama pada kasus di mana perusahaan lebih memprioritaskan keuntungan dalam jangka pendek. CSR menjadi kunci untuk menyeimbangkan pengembangan bisnis dan menjaga kelestarian manusia dan lingkungan, menghasilkan manfaat jangka panjang bagi perusahaan dan lingkungannya.

Jenis-Jenis Kegiatan CSR

Secara umum kegiatan CSR terbagi menjadi 4 kategori tanggung jawab: lingkungan, etis, filantropis, dan ekonomis.

1. Tanggung Jawab Lingkungan (Environmental Responsibility)

Tanggung jawab lingkungan adalah keyakinan bahwa organisasi harus berperilaku seramah mungkin terhadap lingkungan. Ini adalah salah satu bentuk CSR yang paling umum. Beberapa perusahaan menggunakan istilah “pengelolaan lingkungan” atau environmental stewardship untuk merujuk pada inisiatif semacam itu.

Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, diantaranya dengan:

  • Mengurangi praktik merugikan: seperti mengurangi polusi, emisi gas rumah kaca, penggunaan plastik sekali pakai, konsumsi air, dan limbah umum
  • Meregulasi konsumsi energi: seperti meningkatkan ketergantungan pada energi terbarukan, sumber daya berkelanjutan, dan bahan-bahan daur ulang
  • Mengimbangi (offsetting) dampak negatif lingkugan: seperti menanam pohon, membiayai penelitian, dan menyumbang untuk tujuan terkait.

2. Tanggung Jawab Etis (Ethical Responsibility)

Tanggung jawab etis berkaitan dengan upaya yang memastikan suatu perusahaan beroperasi dengan cara yang adil dan etis. Perusahaan yang menerapkan tanggung jawab ini bertujuan untuk mempraktikkan perilaku etis melalui perlakuan yang adil terhadap semua pemangku kepentingan, termasuk pimpinan, investor, karyawan, pemasok, dan juga pelanggan.

Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, suatu perusahaan dapat menetapkan upah minimumnya sendiri yang lebih tinggi jika upah yang diamanatkan oleh pemerintah tidak memenuhi upah layak. Demikian pula suatu perusahaan mungkin mengharuskan produk, bahan, material, atau komponen bersumber sesuai dengan standar perdagangan bebas. Dalam hal ini, banyak perusahaan memiliki proses untuk memastikan mereka tidak membeli produk yang dihasilkan dari perbudakan atau pekerja anak.

3. Tanggung Jawab Filantropis (Philanthropic Responsibility)

Selain bertindak secara etis dan ramah lingkungan, perusahaan juga didorong oleh tanggung jawab filantropis yakni menyumbangkan sebagian dari pendapatan mereka untuk menjadikan dunia dan masyarakat tempat yang lebih baik. Ada perusahaan yang menyumbang pada badan amal yang sejalan dengan misi-misinya, ada pula yang menyumbang kepada tujuan mulia yang secara tidak langsung berhubungan dengan bisnis mereka. Tidak jarang pula ada yang melangkah lebih jauh dengan membuat perwalian atau organisasi amal mereka sendiri untuk memberi kembali dan memberikan dampak positif pada masyarakat.

4. Tanggung Jawab Ekonomi (Economic Responsibility)

Tanggung jawab ekonomi adalah praktik perusahaan yang mendukung semua keputusan keuangannya dalam komitmennya untuk berbuat baik. Tujuan akhirnya bukan hanya untuk memaksimalkan keuntungan, tetapi juga untuk memastikan operasi bisnis berdampak positif terhadap lingkungan, manusia, dan masyarakat.

Ciri-Ciri Kegiatan CSR yang Berkualitas

Peserta Kegiatan CSR mangrove planting trip bersama Bumi Journey di Pulau Harapan di dalam air sampai tinggi sedada

Kegiatan CSR atau program CSR yang baik mengintegrasikan secara efektif masalah sosial, lingkungan, dan etika, ke dalam operasional perusahaan. Berikut adalah ciri-ciri atau karakteristik utama yang harus dimiliki oleh program CSR yang berkualitas.

1. Keselarasan dengan Nilai Inti dan Strategi Bisnis

Kegiatan CSR harus mencerminkan misi, visi, dan nilai-nilai perusahaan, yang sejalan dengan strategi bisnis secara keseluruhan. Program atau kegiatan CSR ini harus diintegrasikan ke dalam operasi bisnis inti perusahaan, bukan hanya sekadar berdiri sendiri atau menjadi kegiatan sampingan.

2. Tujuan yang Terukur dan Akuntabilitas

Kegiatan CSR yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur untuk dapat menilai secara konkret dampak dari kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut juga harus memiliki mekanisme pelaporan yang transparan, seperti laporan CSR tahunan atau laporan keberlanjutan, untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan tentang kemajuan dan hasil.

3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder Engagement)

Program CSR yang baik harus mempertimbangkan kebutuhan dan harapan berbagai pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, masyarakat, pemasok, dan investor. Perusahaan harus terlibat dalam dialog dengan para pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi bidang-bidang utama tempat mereka dapat memberikan kontribusi positif.

4. Fokus pada Seluruh Tanggung Jawab Etis, Filantropis, Ekonomi, dan Lingkungan

Kegiatan CSR yang berkualitas harus mencakup ke-4 pilar Tanggung Jawab dan memberikan dampak positif yang seimbang untuk setiap area-area tersebut.

5. Keterlibatan Karyawan dan Budaya Perusahaan

Perusahaan harus mendorong karyawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan CSR untuk membangun keterlibatan dan menumbuhkan budaya tanggung jawab dalam organisasi. Program internal seperti kesukarelaan, kesadaran lingkungan, dan pelatihan keberagaman dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dengan upaya CSR.

6. Kepatuhan terhadap Hukum dan Standar Global

Tidak lupa, meskipun kegiatan CSR idealnya dilaksanakan melampaui persyaratan hukum, tetap harus dipastikan pula kepatuhan penuh terhadap hukum dan standar internasional yang relevan (misalnya, hak buruh, peraturan lingkungan).

Mematuhi kerangka kerja seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB atau Inisiatif Pelaporan Global (GRI) dapat menjadi panduan untuk praktik yang bertanggung jawab.

7. Kepekaan Budaya dan Relevansi Lokal/Daerah

Kegiatan CSR harus peka terhadap budaya, kebutuhan, dan konteks lokal. Menyesuaikan inisiatif dengan wilayah atau komunitas tertentu akan meningkatkan efektivitasnya dan menghindari konsekuensi negatif yang tidak diinginkan.

Kegiatan CSR yang Dijamin Berkualitas dan Berasa Liburan

peserta wanita kegiatan CSR mangrove planting inDrive memang 4 batang benih mangrove di lokasi penanaman mangrove di Pulau Harapan

Memastikan pelaksanaan kegiatan CSR yang berkualitas memang tidak mudah. Banyak aspek-aspek yang harus ditinjau, diperhatikan, dan dipenuhi. Mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya, tidak heran juga jika perusahaan biasanya memilih untuk menggunakan waktu yang tersedia untuk kegiatan CSR. Alhasil, waktu untuk kegiatan lain seperti gathering atau outing kantor menjadi berkurang.

Sekarang, perusahaan tidak perlu khawatir karena Bumi Journey menghadirkan program kegiatan CSR yang jelas terukur, tepat sasaran, dan menyenangkan.

Dijuluki CSR Trip, program ini menggabungkan nilai-nilai CSR dengan kesenangan dari aktivitas berpetualangan dan traveling. Ini membuka ruang bagi setiap karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam inisiatif-inisiatif bermanfaat seperti penanaman mangrove atau terumbu karang (koral). Jadi, peserta tidak hanya Do Good, tapi juga Feel Good!

Selain memenuhi CSR dalam aspek lingkungan, CSR Trip dengan Bumi Journey juga memberi kesempatan bagi perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab filantropis dan ekonomisnya kepada masyarakat lokal. Ini dikarenakan aktivitas tersebut dikelola oleh masyarakat lokal, sehingga pelaksanaan memberi nilai tambah ekonomi secara langsung dan juga keberlanjutan lingkungan oleh hasil penanaman mangrove dan terumbu karang  tersebut.

(Lebih lanjut tentang manfaat koral, baca: Manfaat Terumbu Karang dan Alasan Kamu Harus Coral Planting)

Memangnya bedanya apa antara CSR Trip dengan kegiatan CSR yang biasanya? Cek di bawah untuk perbandingannya ya! 

Rencanakan program CSR dan gathering kantor kamu sekarang bersama Bumi Journey!


Hubungi kami di sini!

Share this via: