Eco Tourism Bali berkolaborasi dengan The Apurva Kempinski Bali, menjadi tuan rumah acara besar tahunan Eco Tourism Week 2023, dengan fokus utama mendorong transformasi pariwisata Bali yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Acara ini mewadahi pemerintah, pemimpin industri, bisnis, dan komunitas untuk percepatan Netralitas Iklim 2045.
Urgensi Praktik Pariwisata Berkelanjutan
Sebagai sektor ekonomi yang penting, Pariwisata menyumbang emisi karbon dan degradasi lingkungan yang signifikan. Diketahui bahwa sektor pariwisata menyumbang emisi karbon global sebesar 11% dan diperkirakan meningkat menjadi 25% pada tahun 2030.
Adanya fenomena ‘Revenge Tourism’ pasca Pandemi COVID-19 menyebabkan meningkatnya emisi di sektor pariwisata, terutama pada sektor penerbangan dan perhotelan.
Menanggapi hal ini, Eco Tourism Bali menekankan urgensi praktik pariwisata yang berkelanjutan dan rendah emisi karbon untuk mencapai visi Bali yaitu Netral Karbon (Carbon Neutral) pada tahun 2045 dan Netral Iklim (Climate Neutral) Pariwisata Bali pada tahun 2050.
Eco Tourism Bali, berkolaborasi dengan The Apurva Kempinski Bali, menjadi tuan rumah acara besar tahunan Eco Tourism Week 2023. Acara ini memiliki fokus utama mendorong transformasi pariwisata Bali yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Acara Eco Tourism Week 2023 memfasilitasi pemangku kepentingan (stakeholders) agar tercipta sebuah kerangka kerja sama untuk Pariwisata Bali dapat mencapai Net Zero Emission. Eco Tourism Week 2023 menjadi sarana diskusi yang sangat penting, memungkinkan pertukaran gagasan dan praktik terbaik, khususnya pada sektor perhotelan.
Jalan Menuju Netralitas Karbon 2045 di Sektor Pariwisata
Pada Eco Tourism Week 2023, Eco Tourism Bali menampilka perusahaan, supplier, dan start-up sebagai penyedia produk lokal dan layanan berkelanjutan. Harapannya, hal ini dapat mendorong perubahan menuju pariwisata hijau dan bersih.
Dalam acara ini juga dilakukan peluncuran Climate Friendly Travel (CFT) Chapter Bali untuk membentuk komitmen kolektif Praktik Pariwisata Bali yang berkelanjutan dan ramah iklim. Hal ini juga diperkuat dengan adanya kolaborasi bersama SUNx Malta.
SUNx Malta merupakan sistem pendukung bagi pemangku kepentingan Travel & Tourism untuk membangun Ketahanan Iklim sejalan dengan SDGs dan Paris Agreement.
Tujuan utamanya adalah untuk menanamkan kesadaran mengenai iklim, memperkuat komitmen stakeholder terhadap masa depan pariwisata Bali yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dengan visi kolektif mencapai Netralitas Iklim pada tahun 2045.
Eco Tourism Week 2023 bertujuan membentuk komitmen bersama pemangku kebijakan untuk transformasi Pariwisata Bali yang Sustainable dan Ramah Iklim. Agenda tersebut mencakup kebijakan, implementasi, dan perubahan menuju Netralitas Iklim 2045. Eco Tourism Week 2023 berkomitmen dalam perjalanan Bali menuju lanskap pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pariwisata Berkelanjutan dan Peran Wisatawan
Pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) adalah sebuah konsep pariwisata yang bisa memberikan dampak positif jangka panjang di sisi lingkungan, sosial, maupun ekonomi bagi para wisatawan dan masyarakat lokal.
Dalam penerapannya, wisatawan dapat mendukung konsep pariwisata ini melalui berwisata secara ‘bertanggung jawab’ dengan meminimalisasi emisi yang dikeluarkan ketika berwisata. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh wisatawan diantaranya adalah membeli produk lokal dan bepergian dengan transportasi yang rendah emisi.
Baca juga: Yuk, Kenali Emisi Karbon dan Kaitannya dengan Pariwisata!
Tentang Eco Tourism Bali: Eco Tourism Bali merupakan bisnis yang berdampak sosial yang membangun komunitas untuk sustainable tourism melalui sistem Sustainable Verification untuk Bisnis Akomodasi dan Restoran. Kunjungi www.ecotourismbali.com.