fbpx

Yuk, Kenali Emisi Karbon dan Kaitannya Dengan Pariwisata!

Emisi karbon dan kaitannya dengan traveling

Apa itu emisi karbon?

Setiap aktivitas yang kita lakukan mengeluarkan emisi karbon. Katakanlah mengendarai mobil untuk pergi kerja, menggunakan pendingin ruangan, atau mandi dengan air panas. Emisi yang kita hasilkan ini menyebabkan peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfer bumi. Penyebab lainnya juga bisa karena pembakaran bahan bakar fosil, pemanasan, transportasi, serta emisi yang digunakan untuk keperluan barang dan jasa yang dikonsumsi.

Secara singkatnya, emisi karbon adalah pelepasan karbon dari aktivitas-aktivitas di atas ke atmosfer. Emisi karbon ini memiliki kontribusi yang sangat besar dalam perubahan iklim. Sebenarnya gas-gas rumah kaca dibutuhkan untuk menghangatkan bumi. 

Akan tetapi, jumlah gas rumah kaca yang terlalu banyak apabila dilepas ke atmosfer akan membuat bumi menjadi lebih panas. Dampaknya bisa terasa dengan lebih seringnya terjadi kekeringan, suhu bumi yang lebih panas, dan banyak lagi.

Bagaimana kaitan emisi karbon dengan pariwisata?

Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mempunyai jejak karbon yang besar. Pariwisata sendiri menyumbang sebanyak 8 persen emisi karbon dari seluruh sektor. Untuk satu sektor saja, ini adalah jumlah yang sangat besar. 

Sumber dari emisi ini berasal dari transportasi (49%), disusul dengan barang-barang (12%), makanan dan minuman (10%), sektor jasa (8%), dan penginapan (6%).

Tidak hanya itu, pelaku buruk wisatawan saat melakukan pariwisata juga ikut menyumbang emisi karbon. Sampah yang dihasilkan dari pariwisata, mulai dari plastik hingga makanan dan minuman, dapat melepas karbon dan metana ke atmosfer bumi.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Pertama-tama, merencanakan wisata kita sangat penting. Hitung estimasi emisi karbon yang akan kita keluarkan saat berwisata.  Akan menggunakan moda transportasi apa, menginap dimana, melakukan apa – selalu pertimbangkan hal-hal ini! 

Kemudian, ketika berpergian, usahakan jangan overpacking dengan terlalu banyak membawa pakaian atau barang-barang yang tidak perlu atau sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan. 

Saat berwisata, pastikan kita juga mempraktekkan tindakan yang berkelanjutan. Misalnya, dengan sebisa mungkin tidak menggunakan plastik sekali pakai dan menggunakan tupperware atau wadah yang bisa dipakai berulang kali sebagai alternatif ramah lingkungan.

Setelah kembali dari berwisata, kita bisa melakukan carbon offsetting untuk “membayar” kembali emisi yang telah kita keluarkan selama perjalanan kita. Dengan begitu perjalanan wisata kita bisa terbilang climate positive. Salah satu contoh carbon offsetting adalah dengan menanam pohon mangrove.

Kita bisa menjadi wisatawan yang lebih bijaksana dengan menerapkan prinsip #TravelCooler: Plan, Reduce, Offset. Rencanakan emisi kita, kurangi pengeluaran emisi sebisa mungkin, dan offset ketika kita tidak bisa melakukan keduanya. Ayo kita berwisata yang berkelanjutan! 

Nah, untuk kalian yang tidak punya waktu atau tenaga untuk merencanakan, mengurangi, dan meng-offset emisi karbon kalian, kalian bisa traveling ramah iklim (#TravelCooler) bersama Bumi Journey.

Written by Adila Ilma

Edited by Faiz Karim

Share this via:

Leave a Reply

Note: Comments on the web site reflect the views of their authors, and not necessarily the views of the bookyourtravel internet portal. You are requested to refrain from insults, swearing and vulgar expression. We reserve the right to delete any comment without notice or explanations.

Your email address will not be published. Required fields are signed with *