Manfaat study tour itu sangat banyak. Manfaat study tour di alam lebih banyak lagi.
Pada artikel sebelumnya, Bumi Journey telah membahas tentang tren study tour baru untuk anak-anak yakni study tour yang memberi dampak langsung tetapi tetap dikemas dengan menyenangkan. Tempat-tempat untuk study tour ini berada di alam terbuka seperti kepulauan dan ekosistem hutan mangrove. Lantas mengapa study tour itu harus dilakukan di alam? Memangnya apa sih manfaat study tour di alam?
Kali ini, Bumi Journey akan membahas lebih dalam spesialnya manfaat study tour di alam, aktivitas yang dapat dilakukan, dan mata pelajaran apa saja yang cocok untuk dipelajari di alam.
Manfaat Study Tour di Alam
Pada artikel sebelumnya, kamu sudah tahu tentang manfaat study tour secara umum. Tapi apa saja manfaatnya jika dilakukan di alam?
Keterhubungan Manusia dan Alam (Human-Nature Connectedness)
Kunci dari berbagai manfaat yang akan dirasakan dengan belajar di alam terletak pada konsep yang dinamakan Human-Nature Connectedness (Keterhubungan Manusia dan Alam) yang didasari oleh teori Biophilia Hypothesis. Konsep yang singkatnya disebut Nature Connectedness ini adalah tingkat yang mengukur seberapa banyak seseorang memasukkan alam sebagai bagian dari identitasnya. Di sisi lain, Biophilia Hypothesis menyatakan bahwa manusia memiliki kecenderungan bawaan untuk mencari hubungan dengan alam dan bentuk kehidupan lainnya. Dengan kata lain, orang yang dekat dengan alam akan cenderung mempunyai kualitas hidup yang tinggi, seperti kesejahteraan dan kesehatan fisik dan mental.
Hal tersebut digaungkan pula oleh Kellert (1997) dalam bukunya yang mengusulkan bahwa biofilia (atau tingkat Human-Nature Connectedness tinggi) memberi manfaat seperti peningkatan kesejahteraan (well-being). Dengan kata lain, terputusnya hubungan dengan lingkungan alam juga dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesejahteraan manusia.
Lantas, apa saja manfaat yang dapat dirasakan dengan mendekatkan diri dengan alam?
- Mengurangi stres dan kecemasan
Menurut International Journal of Environmental Research and Public Health, menghabiskan waktu di ruang hijau dapat membantu menurunkan hormon stres kortisol dalam tubuh.
- Mendukung fokus yang lebih baik
Studi oleh American Psychological Association menemukan bahwa berada di alam membuat siswa lebih fokus dan memperhatikan materi dengan lebih baik. Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan terhadap lingkungan alam dapat meningkatkan fungsi kognitif, termasuk daya ingat dan rentang perhatian.
- Menambah kreativitas
Selain menjadi inspirasi tersendiri. Alam juga membantu meningkatkan kreativitas dan inovasi. Berbagai studi menunjukkan bahwa berada di lingkungan alamiah dapat mendukung pemecahan masalah kreatif dan imaginative thinking. Bahkan Steve Jobs merekomendasikan hal yang sama.
- Membantu menaikkan aktivitas fisik
Menghabiskan waktu di alam tentunya tidak lepas dari kegiatan fisik seperti berjalan, berenang, dan lain lain. Jadi, berada di alam dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular siswa sehingga otak bekerja lebih baik.
- Memperbaiki mood
Menurut berbagai studi, siswa yang terpapar ruang hijau akan mengalami peningkatan perasaan senang dan berkurangnya gejala depresi. Alhasil, mood dan well-being pun menjadi lebih baik.
- Meningkatkan performa kognitif
Menurut penelitian terkini, interaksi kompleks antara pikiran kita dan alam dapat meningkatkan fungsi kognitif kita, membuat belajar lebih mudah dan lebih efisien, dengan retensi informasi yang lebih baik dan peningkatan kinerja akademis.
Oke. Manusia mempunyai ketertarikan bawaan dengan alam dan manusia yang terhubung dengan alam merasakan banyak manfaat. Lantas, apa saja yang bisa kita lakukan dengan siswa di alam?
Kegiatan di Alam
1. Meet a Tree
Meet a Tree adalah sejenis permainan yang sangat cocok dimainkan dengan siswa di alam.
Pertama-tama, satu orang dipilih untuk mengenakan penutup mata. Kemudian, orang tersebut diarahkan ke salah satu pohon acak dan diharuskan untuk mengenali pohon tersebut dengan seluruh inderanya, kecuali penglihatan tentunya. Setelah waktu tertentu, orang tersebut diarahkan kembali ke titik asal dan membuka penutup matanya. Kemudian ia harus mencari kembali pohon yang ia coba berkenalan sebelumnya.
Kegiatan ini adalah cara yang bagus untuk melepaskan orang dari pola kesadaran normal mereka dan benar-benar terhubung dengan pohon dengan cara yang baru. Aktivitas ini sangat ampuh bagi pemula karena mendorong mereka untuk memperlambat diri dan terlibat dengan dunia dengan cara yang baru.
2. Berkeliaran Bebas
Ini adalah kegiatan salah satu kegiatan terbaik untuk pemula karena sederhana tetapi mendalam. Siswa dipersilahkan untuk berjalan dan berkeliaran bebas dan diperbolehkan untuk menyentuh apapun yang mereka rasa menarik. Mereka bebas untuk menyentuh tanaman, bunga, biji-bijian, tanah, dan bahkan hewan tertentu, selama mereka berada di bawah pengawasan guru atau orang tua. Lebih seru lagi jika lokasi yang dipilih memungkinkan untuk berjalan tanpa alas kaki. Pengalaman yang didapat akan menjadi dua kali lipat lebih menarik dan berkesan.
3. Menanam Pohon
Jika sebelumnya siswa sudah berkenalan dengan pohon dan menjelajahi alam, sekarang mereka dapat diberi kesempatan untuk menanam pohon. Jenis pohon tentunya bergantung dengan lokasi yang dipilih. Salah satu pohon yang menarik tetapi mudah ditanam adalah mangrove. Jika kegiatan belajar dilakukan di kepulauan, siswa dapat berkesempatan menanam terumbu karang juga, lho! Tetapi ingat bahwa terumbu karang itu bukanlah tumbuhan melainkan hewan ya.
4. Forest Bathing dan Meditasi
Yang terakhir adalah forest bathing yang berasal dari praktik Shinrin-yoku dari Jepang. Istilah ini sederhananya merujuk pada kegiatan untuk membenamkan diri dalam suasana hutan. Salah satu cara tercepat untuk membenamkan diri adalah dengan meditasi di hutan. Jika dilakukan dengan baik, anak-anak yang paling aktif sekalipun dapat diajak untuk memperlambat diri dan merasakan manfaat dari suasana hutan.
Gimana? Seru kan belajar dan berkegiatan di alam?
Yuk jangan ditunda-tunda lagi. Benamkan dirimu di alam dengan study tour yang fun dan impactful bersama Bumi Journey!
Hubungi kami di sini!
Daftar Referensi
Kellert, S. R. (1997). Kinship to Mastery: Biophilia In Human Evolution And Development. Island Press.
Rigg, C. (2020, April 4). Scientists find evidence that spending time in nature increases cognitive performance. PsyPost. https://www.psypost.org/scientists-find-evidence-that-spending-time-in-nature-increases-cognitive-performance/
Roe, J. J., Thompson, C. W., Aspinall, P. A., Brewer, M. J., Duff, E. I., Miller, D., Mitchell, R., & Clow, A. (2013). Green space and stress: evidence from cortisol measures in deprived urban communities. International Journal of Environmental Research and Public Health, 10(9), 4086–4103. https://doi.org/10.3390/ijerph10094086