fbpx
The Planetary Health Diet Forum Panel Discussion (Photo by Burgreens)

The Planetary Health Diet Forum by Burgreens: Aksi Iklim dari Konsumsi Makanan Sehari-hari

Sektor pertanian telah menghabiskan 50% lahan layak huni dan produksi daging serta susu hewan diketahui menghasilkan gas rumah kaca yang lebih besar dibandingkan budidaya lain. Lebih dari seperempat emisi global dihasilkan oleh proses produksi dan distribusi makanan dengan peternakan hewan sebagai kontributor utama. The Planetary Health Diet Forum dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat merubah pola makan yang sehat dan baik untuk lingkungan.

Gambar 1. The Planetary Health Diet Forum Panel Discussion (Photo by Burgreens)
Gambar 1. The Planetary Health Diet Forum Panel Discussion (Photo by Burgreens)

Jakarta, 21 Desember 2023 – Pada 9 November 2023, Bumi Journey berkesempatan hadir dalam The Planetary Health Diet Forum yang diselenggarakan oleh Burgreen. Acara ini juga sebagai perayaan ulang tahun ke-10 dengan berkolaborasi bersama Meatless Monday, Generasi Dapur Indonesia, dan Green Rebel.

Sebagai organisasi yang juga bergerak untuk memastikan kelestarian lingkungan dari bidang pariwisata melalui regenerative tourism–pariwisata yang bukan hanya untuk tujuan ekonomi semata, tetapi juga mengupayakan kesejahteraan destinasi lokal, lingkungan, serta masyarakat di dalamnya–Bumi Journey menyambut antusias undangan untuk ikut hadir dalam forum. 

The Planetary Health Diet Forum menyorot keanekaragaman makanan nabati untuk kesehatan dan kelangsungan bumi. Forum ini menghadirkan berbagai ahli dalam bidang kesehatan dan praktisi lingkungan untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana memberi makan populasi global dengan cara yang sehat dan berkelanjutan untuk keberlangsungan planet bumi?”.

Pembicara ahli dalam bidang kesehatan yang turut dihadirkan dalam forum adalah Dr. Susianto Tseng (Doktor Gizi Kesehatan Masyarakat dan Presiden Indonesia Vegetarian Society) dan Willy Natanael Yonas, BHM, ACSM-CPT (Kepala Kedokteran Gaya Hidup dan Unit Medical Check-Up Bandung Adventist Hospital). Panel diskusi turut menghadirkan praktisi lingkungan Max Mandias (Burgreens dan Green Rebel) dan James Joseph (Bumiterra). 

Gambar 2. The Planetary Health Diet Composition by Eat Lancet Commission
Gambar 2. The Planetary Health Diet Composition by Eat Lancet Commission

Apa itu Planetary Health Diet?

Planetary Health Diet adalah referensi diet global bagi orang dewasa yang menekankan pada pola makan nabati. Dimana, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein nabati (kacang-kacangan, lentil, kacang-kacangan) merupakan bagian besar makanan yang dikonsumsi. Daging dan produk susu juga termasuk dalam bagian penting pada pola makan ini, namun dalam proporsi yang lebih sedikit.

Referensi pola makan ini bersifat fleksibel dan memungkinkan adaptasi terhadap kebutuhan makanan, preferensi pribadi dan tradisi budaya.

Planetary Health Diet: Pola Makan untuk Kesehatan dan Iklim

Dilansir dalam The EAT Lancet Commission on Food, Planet, Health, dari segi kesehatan, Planetary Health Diet diyakini dapat mencegah penyakit kronis dan kematian dini akibat penyakit tidak menular. Sedangkan dalam segi lingkungan, pola makan ini diyakini mengurangi jejak karbon serta meningkatkan keanekaragaman hayati.

“Pola makan Planetary Health Diet sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI ‘Isi Piringku,’ dengan minimal 92% isi piring dari sumber nabati. Pola makan nabati ini sudah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi risiko jantung dan kardiovaskular, diabetes tipe 2, kanker, dan hipertensi secara signifikan”, tutur Dr. Susianto Tseng dalam forum.

Merujuk pada laporan Our World in Data, pertanian berperan besar dalam degradasi lingkungan. Diketahui bahwa pertanian menghabiskan 50% lahan layak huni. Adapun produksi daging serta susu hewan yang menghasilkan gas rumah kaca yang lebih banyak dibandingkan budidaya lain. Secara total, proses produksi dan distribusi makanan bertanggungjawab terhadap 26% emisi global, dengan peternakan hewan sebagai kontributor utama.

Makanan sebagai aspek yang dapat secara mudah dikontrol dan diubah oleh masing-masing individu mampu berdampak besar apabila dilakukan dengan bijak. Seperti yang diungkapkan oleh James Joseph, Co-Founder Bumiterra, “Kita memutuskan apa yang akan kita beli, masak, dan hidangkan di piring kita, yang berarti kita memiliki pengaruh yang kuat atas jejak lingkungan pribadi kita. Ketika kita memilih makanan yang diproduksi secara berkelanjutan, kita memilih untuk dunia tempat kita ingin tinggal. Ini adalah tindakan sederhana namun memiliki dampak yang sangat besar.” 

Gambar 3. Speakers and Moderator (Kiri ke Kanan, Wendy, Helga, Dr. Susianto, James, Willy Yonas, Max)
Gambar 3. Speakers and Moderator (Kiri ke Kanan, Wendy, Helga, Dr. Susianto, James, Willy Yonas, Max)

Pengurangan Jejak Karbon Melalui Planetary Health Diet

Perubahan ke pola makan berbasis nabati menurut United Nations mampu mengurangi jejak karbon tahunan seseorang hingga 2,1 juta ton dengan pola makan vegan dan 1,5 juta ton untuk pola makan vegetarian. Selain pola makan berbasis nabati, aspek penting yang perlu dipertimbangkan lainnya adalah food miles (jarak tempuh makanan) dan penggunaan pupuk. Semakin jauh pangan dari pertanian ke pembeli, semakin tinggi juga emisi gas rumah kaca dari kendaraan transportasi yang digunakan. 

Dengan mengonsumsi makanan organik kita juga dapat mengurangi kebutuhan pupuk yang sering kali menghasilkan emisi gas rumah kaca. Dengan mengonsumsi pangan lokal dan organik dapat seseorang mampu mengurangi 0,9–1,1 ton emisi karbon setiap tahunnya. 

Gambar 4. Carbon Footprint of Global Tourism (Sustainable Travel International)
Gambar 4. Carbon Footprint of Global Tourism (Sustainable Travel International)

Industri Makanan Penyumbang 3 Besar Emisi Pariwisata

Jika dilihat dari kacamata sektor pariwisata, industri makanan dan pertanian merupakan salah satu kontributor gas rumah kaca terbesar ketiga (10%) dan keempat (8%) di sektor ini.

Untuk dapat menyajikan makanan dari farm-to-tables diperlukan banyak energi dan berkontribusi besar terhadap jejak karbon, mulai dari proses menanam, mengangkut, mengemas, hingga memasak. Ketika berlibur wisatawan sering kali melipatgandakan jejak karbon ini karena cenderung memanjakan diri saat liburan. 

Jejak karbon ketika berwisata dapat dikurangi dengan pariwisata regeneratif (regenerative tourism), yang dengan prinsip-prinsip regeneratif menghubungkan wisatawan dengan pengalaman pariwisata yang beretika secara sosial dan lingkungan.

Sektor pariwisata regeneratif dapat meminimalisir emisi karbon dalam makanan dengan menyajikan farm-to-table makanan lokal, serta opsi makanan vegan dan organik.

Planetary Health Diet Forum membantu masyarakat mengambil kendali atas kesehatan dan kondisi bumi dengan pola makan sehat dan ramah lingkungan. Melalui pola makan ini, individu berkesempatan untuk mendorong perubahan positif dalam jangka panjang dari segi kesehatan maupun kelestarian lingkungan.

Share this via: